Momen Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H / 2024 M

Momen Hari Raya Idul Adha 1445 H
Malam-malam mumpung Asiy lagi tidur, sengaja saya bikin tulisan ini buat kayak diary a day in my life versi ngeblog gitu. Haha

Berhubung gak bisa bikin video estetik, jadi keestetikannya saya rekam dalam bentuk tulisan aja, duh jadi kayak penulis melankolis aje ya buk.

Nah saya pun mau sharing tentang momen-momen tak terlupakan saat perayaan Idul Adha tahun ini. Dari yang lucu, bercucuran keringat, sampai dengan air mata. Yakali dibiarin berlalu begitu saja, kan sayang yak 🤗

Alhamdulillah tahun ini kami sekeluarga diberikan kesempatan berqurban 1 ekor kambing. Yaaah meskipun dengan drama kepepet panik antara jadi apa nggak, eh Allah kasih jalan rejeki tak terduga dan melancarkan segala niat baik kami. 

Ohiya bukannya mau pamer disini, namanya juga sharing, mau diterima dengan pikiran terbuka Alhamdulillah, tapi kalau ada yang julid juga gak apa-apa. Buat ngurangin dosa. Hihi

Pokoknya cuma mau bilang, Qurban tahun ini harus dijadikan lahan bersyukur juga, dan semoga bisa dimudahkan buat berqurban tahun depan dan untuk tahun-tahun selanjutnya. Buat yang belum bisa berqurban, semoga Allah mudahkan segala sesuatu yang diinginkan dan sudah diniatkan 😇 Love you sekebon guys ❤‍🔥

Kambing Fashion Show di Gang Perumahan

Si Kambing Galaknya Asiy
Agak click bait nih cerita yang pertama, tapi emang bener adanya. Pertama kali kambingnya Asiy datang, setelah perjalanan dari kandangnya ke rumah kami. Dia melihatkan gelagat yang luar biasa, lagaknya strong, kaki nendang-nendang, seruduk ke kanan kiri, dan suara mbeknya seperti orang marah-marah. 

Dah persis banget kek yang punya (re:Asiy) kata tetangga kami disini. Sampai Asiy pun mengakui kalau marah-marahnya dia mirip sama kambing. Beuh padahal maksudnya ibuk biar gak diikutin pas marah-marah, malah dia yang cerita-cerita kalau mirip kambing. Wkwk

Nah saat malam takbiran, selepas sholat Isya dan sepulangnya kami dari klinik bidan terdekat, mama uti dan Asiy sedang ngobrol di depan bersama tetangga kami, sedangkan saya langsung masuk ganti baju. Dari dalam terdengar suara heboh buibu "eh kambingnya lepas kambingnya lepas, tolong, tolong~".

Saya yang di dalam pun buru-buru cari rok dan jilbab karena ingin menyaksikan kambing yang lepas. Eh maksudnya ibuk ya memastikan biar Asiy aman, karena tadi dia ada di depan rumah juga soalnya. Tepat saat saya berada di depan pagar rumah, ada kambing lewat dengan santuy, gagahnya, terdengar keteplak-keteplok suara kakinya.

Sekelebat mata pun akhirnya saya sadar kalau ternyata kambingnya Asiy itu yang lagi fashion show di tengah gang perumahan, mondar mandir dah macam di catwalk. Jian tadi habis marah-marah sekarang bikin heboh aja mau ikut takbiran muterin gang rumah. Untungnya dia jalan-jalan ya gak pake brutal, cuma yaa lumayan mak deg rasanya kalau bayangin si kambing hilang malam-malam begini.

Saya lihat ayah yang sudah gak bisa lari cepat, bahkan jalan aja diseret, sedangkan suami lagi di luar pulau. Ya Allah, syukurnya ada saudara tetangga kami di depan rumah yang serba bisa, kambing tersebut dikejar sampai keluar ke jalan besar perumahan. Sekian menit berlalu akhirnya rombongan bapak-bapak yang mengejar tadi kembali dengan bawa kambingnya Asiy. Haha

Asiy Sholat Idul Adha Full Rokaat

Selfie Cantik Asiy dan Ibuk
Allahuakbar Allahuakbar, takbir pagi sudah berkumandang dari sebelum masuk waktu Subuh. Saya pun bangun lebih dulu dibanding Asiy, bersiap-siap, mandi, dan sholat Subuh. Pas jam 5 Asiy bangun dan langsung berucap "mana mbeknya Asiy? Mbeknya Asiy jangan dipotong ya ibuk, kasian"

Pertama kali bangun yang diinget kambingnya yang mau dipotong. Wah jadi PR ibuk buat jelaskan Asiy sampai dia ikhlas mbeknya diqurbankan. Lama-lama dia selow dan langsung semangat lagi karena mau ikut sholat Idul Adha di Masjid perumahan kami.

Kami pun berdandan ala-ala ijo sage couple ibuk dan Asiy, ternyata eh ternyata kami datang sangat pagi bahkan shaf pertama saja belum penuh. Baru 1-2 orang saja, akhirnya kami pun maju paling depan sendiri. Asiy senang sekali karena bisa lihat kambing dan sapi dari view kami duduk saat ini. Tapi kegembiraan itu tak berlangsung lama, karena kebosanan yang melanda. Haha

Yaiyalah, udah bangun lebih pagi, datang paling awal, duduk paling depan, ujung-ujungnya ya jelas kami menunggu yang paling lama. Asiy ngotot pengen lihat kambing dan sapi yang ada di depan shaf jamaah laki-laki. Alhamdulillah, di sebelah saya ada Mbak Nahda (teman sepermainan Asiy) yang jadi pancingan biar dia ikut sholat Eid tanpa cranky.

Setelah menunggu kebosanan dan bahkan mewek hampir nangis, sholat pun akan segera dimulai. Melihat teman-teman kecilnya pakai mukenah, Asiy pun ingin mengikuti. Untungnya dibawain tuh, kalau nggak bisa kukut bersihin lapak saat itu juga, alias pulang. Haha

Alhamdulillah wa syukurilah, ternyata Asiy mau mengikuti gerakan sholat dari awal sampai akhir. Yah meskipun belum terlalu sempurna, tapi bagi ibuk ini sudah yang terbaik dari Asiy. Dia mampu mengikuti apa yang dilihatnya, dan memahami apa yang sedang terjadi di sekitarnya. MasyaAllah.

Penyaksian Kambing Asiy Disembelih

Kambing Qurban Asiy
Sepulangnya dari sholat Eid, Asiy dengan semangatnya mau lihat kambing dan sapi yang berkumpul di Musholah sekitar blok kami. Alhamdulillah tahun ini totalnya ada 2 Sapi dan 9 Kambing yang didaftarkan untuk disembelih di Musholah At-Taubah. Itu baru beberapa RT saja lho, karena ada RT lain yang memilih untuk menyembelih sendiri tanpa ikut daftar di Musholah. Lumayan banyak lho dibandingkan tahun sebelumnya.

Nah dari proses dikumpulkan, pendaftaran, persiapan sampai pemotongan kambing, kami (Asiy dan Ibuk) menyaksikannya bersama-sama dengan gerombolan orang lainnya. Kecuali pemotongan sapi, saat bersih-bersih dan pembagian daging qurban. Biasalah Asiy dah minta pulang may minum susu jatahnya siang ini.

Asiy terlihat sangat excited di awal melihat-lihat kambing dan sapi yang berjejer semacam di kebun binatang gitu. Pertama kali pemotongan kambing, Asiy terlihat takut dan langsung minta gendong ibuk. Minta mendekat sampai benar-benar terlihat, terutama saat giliran kambingnya Asiy yang ditidurkan di gedebog pisang, mulailah dia sangat penasaran dan pengen lihat dari dekat. Tapi saya gak tega ngebiarin anak kecil lihat adegan parang berdarah seperti itu. Saya dekatkan Asiy tapi sambil tutup mata, jadi cuma dengar takbir berkumandang saat pemotongan.

Btw tadi tuh malah banyak sekali anak-anak kecil melingkari bapak panitia qurban yang sedang bertugas. Heran banget si bocils jaman now ini mentalnya kuat juga lihat beginian yak. Bayangin anak setahun dua tahun lho. 

Masak 3 Menu Khas Hari Raya Idul Adha

Masakan Idul Adha 1445 H
Sambil menemani Asiy tidur sehabis minum susu tadi, daging pembagian jatah qurban pun dibagikan. Satu per satu beberapa paket bungkusan yang berisi daging sapi dan kambing pun berdatangan.

Pertama-tama datang jatah daging kambing untuk yang berqurban, lalu datang lagi khusus per kepala keluarga. Datang lagi 3 paket karena ayah akung yang bertugas sebagai jagal, bersih-bersih dan pembagian. Jadi total ada berapa paket? 5 paket daging + 1 jatah untuk yang berqurban. MasyaAllah kulkas dah semacam tukang bakso penuh stok daging. Haha

Jadi daging pertama yang datang langsung dimasak sama mama jadi masakan bumbu kicik, yang gak tahu kalau orang Jawa Timur sebutannya krengsengan. Kalau di tempat kalian namanya apa? Kan harapannya biar cocok kalau di makan sama kuah gule bebek yang sudah dimasak subuh tadi.

Setelah daging berdatangan sekaligus, semacam dikeroyok aja ini. Saya pun ngajak mama masak sate kambing dengan bahan-bahan ala kadarnya. Selagi mama ngurus daging yang sangat amat banyak itu, saya dengan tenang menyiapkan daging khusus untuk sate. Mulai dari motong, nusukin sate, bikin bumbu, bebakaran, sampai bikin sambal kecap yang pedasnya udah macam ngajak perang aja. Tapi nagih sih! Haha

Dan yaps, jadi hari ini kami bikin 3 macam menu khas hari raya qurban yaitu gule, bumbu kicik dan sate kambing. Mantaps sih pilihan menunya.

Main 3 Playground Sekaligus Gak Mau Pulang

Asiy main odong-odong
Baru banget nih kejadiannya, awalnya si anak manis satu ini tetiba nyamperin ibuk sambil bilang "ibuk Asiy mau naik mobil, warna pink" belum sempat ibuk kepo apa maksudnya, Asiy pun menjelaskan lagi "yang mobil pink itu lho ibuk, ada di odong-odong".

"Oh jadi Asiy pengen naik odong-odong ya?" Dijawabnya dengan anggukan dan rayuan biar diturutin ibuknya. Ya boleh lah lumayan buat refreshing sederhana ala bocil, lagian ya gak ada bapak di rumah, jadi gak bisa ngajak main jauh-jauh.

Sampai saat waktunya selesai odong-odong, tetiba Asiy pengen mainan pancing ikan, tepat di belakang odong-odong memang tempatnya. Kami pun kesana main beberapa menit. Asiy terlihat happy banget kalau main air, tangkap ikan kayak gini nih. Tak cukup disitu, dia tiba-tiba minta pindah ke playground, ya ada taman perosotan, ayunan, odong-odong kecil, puzzle, masak-masakan gitu. Bikin betah banget karena Asiy bisa explore banyak disini.

Sampai segala macam rayuan ibuk gak mampu bikin Asiy keluar dari playground. Yang Asiy suka dari tempat ini adalah anak-anaknya tidak terlalu ramai, jadi dia bisa dengan bebas cobain mainannya. Kalau banyak pengunjung lain,  malah Asiy lebih milih mengalah, karena kelihatan dia tipe yang menghindari masalah dengan orang lain, contohnya saat ada teman yang memainkan permainannya yang sama, auto kabur cari yang lainnya.

Setelah sekian lama ibuk ngerayu, dia pun mau keluar karena tertarik dengan permainan masak-masakan yang sepi di sebrang playground ini. Wah kalau dibiarin bisa kalap nih bocil, dah kayak emaknya kalap beli skincare aja. Kerasa banget fase tantrumnya Asiy di usia 3 tahun ini. Mulai dari gentle parenting sampai akhirnya kewalahan juga pasang mode kalem, alhasil dipaksa naik motor meskipun dengan ngoyel-ngoyel di tengah jalan.

Gak lupa ibuk sounding kalau besok harus kerja lagi, tanpa penjelasan pun dia langsung paham saat ditanya "dek ibuk besok gak di rumah, ibuk mau ngapain ya?"

Dia menjawab skakmat "iya, ibuk kerja kan? Gapapa" karena udah terbiasa berpamitan sehari-hari.

Eh sekarang dia tidur pulas karena sampai rumah langsung minum susu lagi. Jadi saya ikut tiduran santai sambil lanjut nulis lagi. Hehe

***

Dah itu dia beberapa momen berkesan tentang Hari Raya Idul Adha 1445 H ala Asiy dan Ibuk. Yuk bagikan momen spesial kalian juga, bisa sepik dikit-dikit di kolom komentar lho! Terima kasih yang udah mampir ke sini yaa 💚

2 komentar

  1. Mbaaa kocak banget kambingnya, bisa lepas 😅. Mana suka ngomel pula yaaa 🤭.

    Anak2ku termasuk aku, udah lama ga liat kurban lagi mba. Kami bertiga takuuuut liat
    darah yg muncrat gitu. Aku cukup sekali nonton pas SD kls 1, trus sampe skr ga pernah mau lagi saking takutnya. Kurban sih tetep lakuin, tp dr awal yg urus suami. Even bentuk kambingnya aku ga mau liat juga. Ga tega 😅.

    Anak2 sama, pas tk pernah liat kurban, trus jd kayak takut semua. Selalu papinya yg liat tiap idul adha

    Masakannya kliatan enak semuaaa 😍😍😍. Krengsengan aku tau, sukaaa juga. Sampe beli bumbu instan nya yg kebetulan enaaak. Lumayan lah tinggal cemplung 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa nih mbak, Ya Allah mana pas dateng tuh kambingnya mbek mbek kek orang marah gituuu. Beeeh 😣

      Betul mbak, mending ndak udah liat langsung adegan berdarah-darah itu, apalagi kalau dasarnya emang parno. Kalau saya parnonya gara-gara takut ada kambing/sapi yang ngamuk. Kayak pas liat di lapangan tuh mata saya gak tenang liat kanan kir. Haha

      Bumbu instan tuh emang jalan ninja emak-emak seluruh dunia ya mbak. Apalagi sampe nemu rasa yang enak dan cocok buat sekeluarga. Mantaaap euy.

      Hapus