Dalam era teknologi yang terus berkembang, tidak menutup kemungkinan jika anak-anak akan terpikat dengan pesona gadget. Banyak sekali hiburan anak-anak yang secara magic bisa membuat anak kecil semakin tenang, lahap makan, dan bahkan yang semula menangis langsung diam jika diberikan tontonan gadget. Namun, di balik kemudahan dan hiburan yang ditawarkan tersebut, penggunaan gadget pada usia yang masih belia juga bisa membawa dampak buruk hingga risiko-risiko yang tidak bisa kita abaikan begitu saja.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget untuk Anak Usia Dini
Penggunaan gadget berlebihan pada anak akan menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Berikut ini adalah bahaya-bahaya yang bisa ditimbulkan karena penggunaan gadget untuk anak kecil :
1. Gangguan tidur
Foto oleh Karolina Grabowska/pexel.com |
Blue light dari layar gadget dapat mengganggu ritme tidur anak sehingga menyebabkan kesulitan tidur atau gangguan tidur
2. Ketergantungan dan masalah psikologis
Anak bisa mengalami ketergantungan pada gadget sehingga muncul gangguan konsentrasi, lebih emosional dan penurunan kemampuan sosial
3. Masalah kesehatan fisik
Kecanduan gadget juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, contohnya kurang beraktivitas fisik menyebabkan pembekakan badan atau perubahan postur tubuh dan juga ketegangan mata
4. Rendahnya kemampuan kognitif
Tontonan berlebihan yang tidak sesuai dengan usia dapat menghambat perkembangan kognitif pada anak
5. Dampak sosial
Anak bisa mengalami kesulitan berinteraksi secara langsung dengan orang lain karena sering terpaku melihat gadget dan tidak mau merespon jika lawan bicara mengajaknya ngobrol
6. Risiko keamanan dan privasi
Jika penggunaan gadget tanpa pengawasan, maka anak berisiko membuka konten yang tidak pantas dan berpotensi membahayakan anak
7. Rendahnya kreativitas dan kemampuan berpikir kritis
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menghambat kreativitas anak dan kemampuan berpikir kritis karena anak menjadi terbiasa dengan data yang sudah disajikan
Sebagai orang tua kita harus memahami bagaimana pengaruh gadget untuk anak, apakah hal tersebut bisa memberikan hal positif atau hanya akan memberikan pengaruh buruk untuk anak. Sehingga kita bisa mengambil keputusan atau langkah-langkah preventif secara bijak dalam mengatur penggunaan gadget demi melindungi kesehatan dan perkembangan mereka.
Saya termasuk orang tua yang lumayan kaku soal peraturan penggunaan gadget untuk anak. Sebelum memasuki usia 2 tahun, saya menekankan bahwa Asiy tidak boleh dikenalkan gadget sama sekali. Beruntunglah saya mempunyai mama yang lumayan bisa diajak kooperatif mengenai hal ini, kebetulan saya tinggal bersama orang tua, dan paginya Asiy dirawat oleh beliau, jadi peran mama disini sangat besar dalam mengatur penggunaan gadget untuk Asiy.
Cara Ibu supaya Anak Tidak Kecanduan Gadget
Karena saya sangat takut tentang dampak negatif gadget untuk anak dan banyak sekali cerita-cerita negatif akibat penggunaan gadget, baik cerita dari keluarga dekat, kerabat atau tetangga sekitar rumah. Hal tersebut memunculkan pemikiran ibu untuk membuat peraturan-peraturan kecil pada Asiy supaya dia tidak kecanduan gadget, mumpung dia masih kecil dan bisa dibentuk karakternya sejak dini.
Berikut ini adalah 3 cara yang bisa ibu lakukan supaya anak tidak kecanduan gadget :
Foto oleh Yan Krukau/pexel.com |
- Tidak Mengenalkan Gadget Sejak Dini
Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam mengenalkan hal-hal baru untuk anak kita. Supaya anak tidak kecanduan gadget, maka tundalah selama mungkin untuk mengenalkan gadget pada anak. Semakin telat anak mengenal gadget, maka semakin berkurang kemungkinan anak untuk kecanduan gadget sejak dini. Memang akan ada waktunya anak penasaran, seiring dengan perkembangan teknologi maka anak mau tidak mau harus mengenal gadget. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk anak memulai "bermain" gadget. - Mengganti Gadget dengan Permainan Edukatif
Jika kita melarang anak untuk bermain gadget, lalu apa gantinya? Bagaimana menyalurkan perhatian anak selain dengan permainan online di dalam handphone? Nah disini kita bisa mengganti perangkat handphone dengan permainan edukatif yang mendukung perkembangan mereka. Tentunya dengan menyediakan permainan edukatif tersebut peran orang tua harus tetap ada bukan? Itulah investasi kita untuk anak, dengan meluangkan waktu yang berkualitas dan berinteraksi positif untuk membangun bonding yang lebih erat dalam keluarga. Pilihlah permainan edukatif yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membantu anak-anak belajar dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Usia toddler adalah usia anak untuk bermain, bermain dan bermain. Jadi sangat cocok bila kita memilih media belajar mengenal angka, huruf, warna dan bentuk dengan cara yang menarik serta menghibur. Permainan edukatif bisa kita dapatkan dengan cara membeli online di e-commerce, offline di toko mainan, atau membuatnya sendiri di rumah bersama anak. Nah yang bebikinan begini nih bisa sekalian melatih keterampilan dan memperluas wawasan mereka juga lho. - Membatasinya dengan Menerapkan Peraturan pada Anak
Nah buat bunda-bundi yang fleksibel "jaman sekarang mah harus serba teknologi, kasian kalau anaknya besar nanti jadi gaptek". Tunggu! Jangan langsung memberikan keleluasaan full bermain gadget ya bun. Untuk itu kita harus menerapkan peraturan pada anak yang ingin bermain gadget, bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan usia dan batas screentime dalam sehari. Hal tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan keseimbangan antara bermain gadget dan kegiatan fisik serta sosial di usianya. Pastinya kita harus menerapkan peraturan yang jelas dan konsisten untuk membantu anak kita memahami batasan yang sehat. Misalnya dengan menetapkan jam khusus untuk menggunakan gadget, membatasi durasi, dan mengalokasikan waktu untuk kegiatan lainnya. Contoh yang sering saya lakukan yaitu saat anak ingin lihat video saya buat perjanjian "5 menit saja ya, kalau sudah 5 menit langsung ibuk matikan, janji?" Sepertinya Asiy sudah biasa dengan kalimat saya yang ini. Sampai dia hapal cara mengikat janji dengan jari dan stamp jempol 😅
Alhamdulillah dengan menerapkan 3 cara di atas, Asiy bisa terhindar dari kecanduan gadget, tips di atas InsyaAllah juga bisa diterapkan untuk anak-anak lainnya. Mengingat anak usia dini adalah usia rawan dalam masa tumbuh kembangnya, jadi anak bisa menyerap segala informasi dari dunia maya dan dengan mudah menirunya sambil menerapkannya di dunia nyata. Beruntunglah jika yang didapatkan adalah hal-hal positif, kalau sesuatu yang negatif? Menyesal deh kita sebagai orang tua yang terlambat menghalanginya. Naudzubillah.
Random Tips
Lalu bagaimana kalau toddler kita sudah terlanjur kecanduan gadget bun? Beberapa tanda anak yang mulai kecanduan gadget biasanya mudah marah, sering tantrum, berteriak, emosi tidak stabil, susah berkomunikasi dan pastinya tidak mau lepas dari HP.
Foto oleh Karolina Grabowska/pexels.com |
Jadi gimana kalau anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda seperti itu? Tenang saja, saya punya tips sederhana buat anak toddler kita yang mulai terlanjur kecanduan gadget nih. Disclaimer dulu, tipis ini bisa jadi manjur buat anak kalian atau bisa juga tidak berpengaruh sama sekali. Hehe
Ide ini saya ambil dari beberapa VT TikTok ya. Cobalah dengan cara menunjukkan secara langsung efek buruk bermain HP. Contohnya nih kalau main HP nanti matanya bisa menghitam dan jelek. Ketika anak saya sedang fokus melihat video di HP, saya coba mengusapkan eyeshadow hitam di sekitar mata Asiy sambil bertanya "lho matanya kenapa ini? Kok jadi hitam?".
Bagi Asiy kini bermain HP adalah momok buat dia, bahkan dia dengan mudah menolak dan memberi nasehat buat teman-temannya yang suka bermain HP. Termasuk saya kalau ada urusan kantor yang harus diselesaikan di rumah, saya fokus membalas chat WA dari rekan-rekan dan disadarkan kembali dengan ucapan Asiy
"Ibuk, HPnya ditaruh dulu, nanti matanya hitam, bahaya!", masih dengan gaya baby boss-nya itu.
Entah sebenernya tips ini bagus atau tidak buat kesehatan mental anak, karena takutnya malah menimbulkan trauma kan ya. Tapi untuk saat ini saya ambil sisi positifnya saja, Asiy tidak jadi kecanduan gadget, emosi lebih terkontrol, dan jarang banget tantrum. Gapapa, harapannya bunda-bundi yang lebih tau apa yang dibutuhkan anak dan apa yang tidak baik untuk anak kita.
Terlepas dari berbagai macam caranya, kuncinya yaitu sabar dan konsisten. Iya kan? Jadi ibu harus sabar dalam mengajarkan dan tetap konsisten memberikan contoh yang baik terus menerus tanpa terkecuali. Kalau tidak mau anak kecanduan gadget, ya jangan bermain gadget di depan anak dong. Kalau pengen anaknya berkata baik, ya ibunya harus kasih contoh juga dong. Karena apa yang anak lihat dalam kesehariannya, itulah karakter yang sedang ia bangun dalam proses tunbuh kembangnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar