Family Gathering Keluar Besar Inti Bumi Geoservis (IBG) |
Setelah kurang lebih 3 tahun lamanya tidak bersua dengan kota istimewa - Yogyakarta, akhirnya si bapak suami mengajak istri dan anaknya ini untuk main kesana. Kebetulan suami ada acara Family Gathering dengan perusahaan rintisannya bersama teman-teman seangkatan kuliah dulu (teman kuliah saya juga sebenarnya). Jadi karena istrinya dah ngebet banget pengen main ke Jogja, dan mumpung ada hari libur di Sabtu-Minggu, sekalian kami berangkat bersama dengan ayah dan mama.
Perjalanan menuju ke Jogja kami mulai dari jam 18.30 WIB menggunakan kendaraan yang kami sewa khusus untuk operasional acara Family Gathering. Kurang lebih 3 jam kemudian kami keluar dari Exit Tol Kartasura tepat jam 21.30 WIB dan melanjutkan perjalanan melalui jalur biasa Klaten - Yogyakarta. Karena perjalanan santai dan perut lapar, kami mampir ke pedagang kaki lima untuk menyantap Bakmi Jawa di pinggir jalan sekitaran Klaten Raya. Lalu kami lanjutkan perjalanan dan sekitar pukul 12.30 WIB dini hari kami sampai di Bantul (rumah bulik saya) dan beristirahat untuk melanjutkan perjalanan ke inti acara Family Gathering di Gunung Kidul. Si kecil lumayan excited tengah malam karena mengujungi tempat baru, jadi tengah malam malah main-main happy kesana kemari. Finally setelah 1 jam bergerilya di rumah bulik, akhirnya dia mau tidur juga karena dengerin suara tokek. Hehe
Besok paginya saya bongkar-bongkar barang bawaan untuk repacking perintilan khusus yang mau dibawa ke Gunung Kidul. Kami mulai perjalanan lagi sekitar jam 8 pagi, rencana awalnya sih mau nostalgia di sekitar UGM, ngenalin kampusnya bapak-ibu jaman dulu ke Asiy. Tetapi karena lalu lintas macet parah, sampai jam setengah 10-an kami baru menyentuh pusat kota. Jadinya rencana untuk foto nostalgia di kampus kami cancel dulu, yah cuma bisa berdoa semoga lain waktu dikasih kesempatan untuk silaturhami lagi ke kampus tercinta bersama dengan Asiy. Kami memutuskan untuk langsung menjemput rekan-rekan di basecamp sesuai lokasi yang disepakati di awal. MasyaAllah Tabarakallah, akhirnya saya bisa bertemu dengan teman-teman lama jaman kuliah dulu. Ada yang masih jomblo, berencana menikah, pengantin baru, ada yang sudah punya anak kecil kayak saya dan ada yang anaknya sudah besar sekitar umur 4 tahunan. MasyaAllah.
Kami berangkat ke Gunung Kidul sekitar jam 11.30 WIB dengan kondisi jalan yang berliku-liku dan macet parah, akhirnya kami sampai di penginapan sekitar jam 15.00 WIB sudah dalam kondisi kenyang. Alhamdulillah. Karena di tengah perjalanan macet tadi kami mampir di warung soto dan sholat bersama rombongan.
STAYCATION DI CASA COCO RESORT
Setibanya di area pantai Gunung Kidul, kami langsung menuju ke penginapan Casa Coco Resort yang lokasinya sangat dekat dengan Pantai Sundak, yah kurang lebih 3-5 menit saja. Tempatnya sangat nyaman dan bersih. Rekomen bangetlah buat staycation bersama keluarga kecil kalian. Kalau bukan karena family gathering mungkin saya gak kepikiran nginep di resort seperti ini. Kita bahas mulai dari kamar penginapannya yaah, kebetulan saya dapat kamar 203 di lantai bawah. Judulnya saja lantai bawah tetapi resort ini terdiri dari banyak anak tangga. Bahkan mau menuju ke lobby saja harus menaiki tangga terlebih dahulu, maklum mengingat lokasi penginapan di sekitar perbukitan jadi tinggi lahannya bervariasi. Untuk menuju ke kamar 203 saya harus melewati beberapa anak tangga juga, tidak terlalu banyak kok, cukup lah buat olah raga ringan. Hehe
Karena membawa si kecil, saya dan suami mendapat kamar Deluxe Double Pool View yaitu kamar dengan kasur ukuran double dan pemandangannya langsung mengarah ke kolam renang. Fasilitas kamarnya cukup lengkap juga ya temans, kasur dengan perintilannya, TV Internet, full AC, beberapa meja dan drawer, disediakan heater dan air mineral juga, lalu di kamar mandinya ada 2 wastafel, toilet, shower, blower, serta tersedia handuk yang super bersih dan wangi. Perintilannya pun juga lengkap ada sabun, shampo, alat sikat gigi, showercap dan cutton bud.
Sebelah kanan kasurnya ada pintu kaca besar dan jika dibuka kita disuguhkan oleh pemandangan kolam renang yang menyegarkan. MasyaAllah. Asiy pun seneng banget diajak tidur disini, nyaman gitu, sampai-sampai tidurnya pulas banget gak gerak sama sekali. Pokoknya bikin males bangun pagi deh bawaannya pengen goleran mulu.
PLAYDATE & SHARING SESSION DI PANTAI SUNDAK
Setelah beristirahat sebentar di penginapan, beres-beres barang bawaan dan bersih diri, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Sundak. Seperti yang saya sebutkan di atas tadi, pantai ini lokasinya dekat banget, paling cuma 10 menit jalan kaki. Tapi kami memutuskan untuk naik mobil karena rombongan bawa anak-anak kecil. Disana kami bernostaliga lagi, karena pantai ini dulunya adalah tujuan wisata seangkatan teman kuliah setelah selesai melaksanakan kepantiaan makrab. Kental banget kenangannya. Serius. Bahkan saya dan suami pun "tidak sengaja" punya kenangan juga disini. Eh suami nyeletuk "Mba, kita kan pernah foto berdua disini, inget gak?"
Saya sambil mikir-mikir juga, tapi inget banget pernah foto sama dia, bahkan saya masih nyimpen fotonya sampai sekarang. Meskipun agak lupa lokasinya dimana. Terus suami berusaha cari-cari lagi foto tersebut dan ketemu, saya langsung ingat karena pemandangan di depan saya sama persis dengan waktu itu. Cuma bedanya sekarang saya membawa anak kecil, anak kita berdua. Kalau diulang-ulang ya gak nyangka juga kalau temen foto jaman dulu ternyata bakal jadi suami sekaligus bapak dari anak saya sekarang. Lalu suami ngajak foto sama persis posenya dengan pose 10 tahun lalu, tapi sekarang kita sambil gendong Asiy. Eh MasyaAllah jadi inget sebelumnya kita berdoa pengen bernostalgia jaman dulu kan, yang awalnya pengen foto-foto di UGM ternyata Allah ganti momennya disini.
Disini juga menjadi momen pertama kali dalam hidupnya Asiy, yaitu bisa melihat lautan yang sangat luas, ombak, menyentuh pasir dan terumbu karang dan memperhatikan keong-keong yang bergerak denagn cangkangnya. Awalnya Asiy takjub sekali dengan lautan, lalu saya tawarkan dia untuk mendekat ke ombak, dia menganggukkan kepala tanda setuju. Jadi saya bawa dia menuju ke tepi pantai, dia semangat sekali mau main air. Setelah mendekat dia baru sadar kalau air tersebut bergerak dengan sendirinya, maju mundur dengan penuh tenaga. Setelah itu dia mengurungkan niat untuk menyentuh air karena takut. Saking takutnya sampai dia menangis karena kaget. Momen seperti ini menjadi kesempatan ibu untuk mengenalkan Allah SWT dan juga ciptaannya. Ibu ajak Asiy ngobrol quality time di ujung bibir pantai. Emang ibu ini tipe-tipe yang suka belajar di kesunyian, maunya ngajak Asiy ngobrol berduaan mulu. Maafin ya dek, ibunya introvert banget. Sedangkan Asiy ini tipe yang suka bereksplorasi, dia selalu penasaran dengan tempat-tempat baru.
Mumpung masih di area Pantai Sundak kami biarkan anak-anak sensory play dengan bermain-main pasir dan bubble. Setelah puas mengabadikan momen, bapak-bapak mengajak berkumpul dan berbagi cerita. Agak kaget juga kalau kita bakal sharing di pantai begini. Tapi ini momennya pas banget. Mendengar cerita awal mula terciptanya perusahaan IBG langsung dari founder-nya, perjuangan merintisnya dari awal dengan bermodal ilmu, nekat dan niat untuk sedekah. Secara materi mereka ditempa oleh keterbatasan, bahkan sempat mendapat subsidi dari salah satu teman juga, keadaan seperti ini tidak melunturkan semangat mereka untuk membesarkan IBG. Berbagai macam cerita prestasi atau project goals yang didapat. Disini bapak-bapaknya juga bebas bercerita secara bergantian, mereka semua memiliki sudut pandang perjuangannya masing-masing.
Jujur saya terharu banget mendengar cerita-cerita itu. Sampai sejauh ini pertarungan mereka, bahkan sampai di titik mereka bisa membawa keluarga besar IBG berkumpul di pantai saat ini, semuanya berasal dari hasil keringat mereka sendiri. Ya Allah, InsyaAllah saya gak pernah berhenti berdoa yang baik-baik untuk masa depan IBG dan khususnya untuk suami saya. Semoga IBG menjadi salah satu pintu rejekinya dalam menafkahi keluarga kecil kami.
Setelah puas bermain-main seru di pantai, para bapak-bapak melanjutkan renang bersama di kolam penginapan, sedangkan ibu-ibunya bersih diri dan istirahat bersama dengan anaknya masing-masing. Lalu dilanjutkan dengan makan malam bersama seluruh personel, termasuk anak-anaknya. Seru banget disini Asiy bisa ketawa ketiwi dengan teman sebayanya. Sampai malam menujukkan pukul 20.30 WIB kami kembali ke kamar masing-masing, saya dan Asiy berusaha untuk tidur sedangkan bapak melanjutkan diskusi/rapat bersama yang lain.
PHOTO SESSION KELUARGA BESAR IBG
Keesokan harinya, masih dengan suasana mager goleran di kasur, bapak dan Asiy masih tidur dengan nyenyak. Saya terbangun lalu melanjutkan beberes baju kotor dan bersih-bersih perintilan di kamar mandi, menyiapkan baju yang mau dipakai bapak, ibu dan Asiy, lalu packing ulang untuk persiapan pulang. Setelah itu mumpung mereka berdua masih tidur, ibu waktunya me-time mandi duluan. Lalu bapak terbangun dan lanjut mandi juga. Kami sudah siap dari jam 6 pagi, sedangkan Asiy masih tertidur pulas. Nyaman banget lihatnya, sampai gak berani gangguin. Saya pun ikut tiduran di sebelah Asiy sambil ngeliatin wajah lucunya. Saya tunggu sampai jam setengah 7 tetiba ada video call masuk dari Onty yang lagi di Korea, Asiy terbangun sambil tersenyum lebar. Dia langsung tengkurap dan senyum-senyum karena ditelpon eyang ontinya. Akhirnya anak ibu bangun juga, biasanya di Mojokerto jam 5 sudah mandi, ini udah jam setengah 7 baru aja bangun.
Setelah beres memandikan Asiy, bapak dan ibu menyiapkan barang bawaan turun dan ditaruh ke dalam mobil. Lalu kami semua berkumpul untuk menyantap sarapan dan ngeteh di pagi hari. Sebelum pulang kami menyempatkan untuk berfoto-foto, para bapak seseruan foto ala coverboy dan ibu-ibunya cuma ngeliatin sambil mantau anak-anak. Terakhir kami mengambil foto bersama seluruh keluarga besar IBG untuk persiapan konten di bulan Ramadhan, ceilah, InsyaAllah sebentar lagi memasuki bulan puasa ya guys, jadi nyiapin konten dulu. Eh nggak kok, murni buat kenang-kenangan aja kalau bisa bikin konten itu bonusnya. Semoga bisa menjadi cerita di hari tua nanti.
BELI OLEH-OLEH DI PANTAI BARON
Setelah berfoto-foto ria, kami check out dari penginapan dan langsung menuju Pantai Baron, rencananya untuk membeli oleh-oleh khas Gunung Kidul. Perjalanan kami tempuh sekitar 15 menit dari penginapan sekalian arah pulang. Keluar dari kendaraan si kecil bahagia banget langsung menuju toko mainan, belum paham dia kalau harus dibayar dulu baru boleh bawa pulang. Lalu dia ketemu dengan kucing putih lucu dan teralihkan dari mainan tadi. Alhamdulillah. Selagi bapak mengurus keperluan tim, ibu dan Asiy malah bermain kucing berdua. Setelah bapak selesai, kami diajak menuju ke ujung Pantai untuk nostalgia masa kecil bapak yang pernah kesini dulu sewaktu SD. Jadi niat awal mau membeli oleh-oleh disini kami urungkan, karena niatnya mau cari bakpia pathok saja di daerah kota. Sambil berjalan menuju ke Pantai, kami disuguhi pemandangan makanan-makanan laut yang sudah diolah, baru matang, siap santap dan masih hangat. Awalnya tidak terlalu tertarik membeli sesuatu disini, lama kelamaan ibu dan bapak merasa haus, berhubung air yang dari penginapan tadi sudah mau habis, akhirnya beli air mineral buat bertiga (sekalian buat bikin susunya Asiy). Saya, suami dan Asiy terdiam melihat ombak, perahu yang lalu lalang membawa penumpang untuk ke sebrang pantai, dan menikmati angin sepoi-sepoi. Setelah merasa cukup menikmati pemandangan ini, kami kembali ke parkiran untuk persiapan pulang. Asiy mulai rewel karena pengen naik odong-odong lucu di sekitar taman, tertarik mendengar suaranya yang menggiurkan, awalnya gak mau diajak balik, kami membujuknya sedikit memaksa, meskipun awalnya nangis tantrum. Untung aja gak heboh, ntar dikira ibu dan bapak sindikat penculikan anak, padahal anak sendiri loh. Akhirnya dia mau diajak pulang sama bapak gara-gara ditanyain dimana keong kelomang. Sederhana sekali si bayi kecil ibuk ini. MasyaAllah Tabarakallah.
Kami melanjutkan perjalanan pulang dan mampir ke Warung SS (Spesial Sambal) di sekitar Prambanan. Sambil beristirahat, sholat dan makan, ibu dan bapak ngobrol-ngobrol berat. Selesai makan, kami berpamitan sekaligus berpisah dengan rombongan lain. Cukup mengesankan perjalanan bersama-sama selama dua hari ini, tapi saya dan suami masih harus lanjutkan perjalanan, mampir ke rumah kakak ipar, dan membeli oleh-oleh khas Jogja sore itu juga. Kami kembali ke rumah simbah di Bantul sewaktu senja menuju Maghrib. Malam harinya kami lanjut perjalanan pulang ke Mojokerto dan sampai rumah lagi sekitar jam 3 dini hari. Padahal jam 6 pagi saya harus sudah siap ke kantor untuk bekerja.
Alhamdulillah perjalanan yang panjang melelahkan terbayar dengan liburan yang sangat menyenangkan. Benar-benar pengalaman seru dan kenangan yang super bahagia bisa berkumpul dengan Keluarga Besar Inti Bumi Geoservis. Asiy bisa bertemu langsung dengan teman-temannya, om dan tante dari IBG. Harapan saya semoga bisa dipertemukan lagi full team seperti ini di lain waktu dan kesempatan. Semoga Inti Bumi Geoservis menjadi perusahaan yang semakin berkembang pesat dan seluruh projectnya berjalan dengan lancar, dimudahkan dalam sedekah dan mencari nafkah yang halal untuk keluarga. InsyaAllah. Aamiin.
Waaah baguuus hotelnya mba. Besok nih aku berangkat mudik ke solo sebenernya. Nginep 2 malam trus stay di Jogja juga 2 malam. Tadi ya sempet kepikir mau cari hotel kawasan gunkid juga mba. Tapi yg aku incer penuh, ga heran sih libur panjang kan. Tapi setelah dipikir long weekend gitu bisa gila banget macet ke gunkid, mendingan aku cari penginapan daerah bawah deh 😄.
BalasHapusAkhirnya dpt di Bantul, lumayan lah.
Seruuu yaa kumpul Ama temen kuliah gini, apalagi kalo dah lama ga ketemu. Aku juga kalo diundang reuni, diusahain banget pasti DTG. Krn kangen aja pengen ketemu mereka2 😄
Eh nginepnya di Bantul malah enak kak, suasana desa banget gitu, rumah simbahku daerah situ. Emang long weekend ke Gunkid itu menguji kesabaran banget, bisa berjam-jam di jalan gak gerak sama sekali 😆
HapusOhiya, salam kenal yaa kak, makasih lho udah mampir di tulisan yang ini ðŸ¤