Sisi positif dari adanya wabah corona adalah kita memiliki banyak waktu dengan keluarga. Lebih banyak momen berkumpul dan menciptakan kenangan bersama keluarga. Hal tersebut pun dirasakan oleh banyak keluarga di luar sana, tak luput keluarga kecil saya pun juga bisa merasakan hangatnya kebersamaan saat bulan Puasa meski di tengah-tengah pandemi saat ini.
Ayah saya yang dulunya jarang di rumah karena tuntutan pekerjaan, malah sekarang jadi sering cuti bergantian WFH karena peraturan dari kantornya. Adik saya masih SMA kelas 3 diliburkan sudah hampir 1 bulan, menurut ceritanya sih dia seneng banget karena ujian dihapuskan. Tapi dia juga pusing nyari tempat kuliah katanya. Kasian. Nah di rumah juga ketambahan personil baru, ada adik mama yang mengungsi ke Mojokerto dari sebelum PSBB diberlakukan. Saya biasa panggilnya onti. Dia bukan main, tetap bawa kerjaan ke rumah alias kena WFH. Kalau saya sisi positifnya jadi sering pulang sore, tidak seperti biasanya pulang agak malem.
Untuk mama saya, momen seperti ini pasti menjadi momen yang ditunggu-tunggu, biasanya rumah sepi, mama sendirian karena ditinggal kerja dan adik saya sekolah, eh cuma sama Cine si kucing manja. Sekarang rumah selalu ramai, makanan banyak tapi selalu habis, ada yang bisa diajak ngobrol dan setia membantu kerjaan rumah.
Nah tema BPN Ramadhan Challenge 2020 hari ke 9 adalah tentang kegiatan-kegiatan seru bersama keluarga di rumah. Kali ini saya mau bercerita tentang bagaimana hari-hari saya di tengah keluarga selama masa pandemi Covid-19. Pastinya setiap kegiatan di rumah bisa dikerjain bareng ya, apa aja sih?
Rebahan dan ngobrol bareng
Setelah berbuka puasa, kami (ayah, mama, onti, saya) selalu duduk di ruang keluarga, nyalain TV meskipun gak ditonton karena ditinggal ngobrol berempat. Lalu dilanjut rebahan seperti pindang, kadang ngobrol kita diisi tawa, sedih dan rindu. Kita sering ngobrolin yang sudah-sudah, alias bernostalgia betapa bahagianya dulu sewaktu simbah-simbah saya masih hidup. Huhu kenangan yang tak bisa diulang, hanya bisa diputar kembali dalam ingatan.
Masak bareng
Saya, onti dan mama jadi lebih sering bereksperimen masak-masakan. Sampai-sampai setiap hari punya list makanan atau minuman yang pengen dicoba, yang pengen dibuat, atau ada masakan yang masuk list hanya wacana. Setiap harinya selalu mikirin hari ini mau buka pakai apa, besok sahur makan apa, takjilnya pakai apa. Tapi yang lebih sering menyumbang ide sih onti saya, mama yang eksekusi masak, saya yang banyak makan. Hehe
Berkreasi bareng
Saya dan mama emang punya interest di dunia kreasi. Gak jauh-jauh ternyata minat ini memang sudah bakat turun temurun. Dulu mama juga sering main kerajinan sama simbah uti, sekarang saya yang belajar dari mama. Keinginan saya dan mama, acara pernikahan saya nantinya bakal diisi sama kerajinan DIY alias bikin sendiri gitu deh. Tapi karena tak sanggup mama pun beli jadi, tapi dihias sendiri, yaah meskipun tak tahu bakal digelar kapan, yang penting persiapannya aja dulu ya. Kalau saya sih nyiapin maharnya, tinggal beli frame lalu dihiasin bunga-bunga, kapan-kapan saya share juga di blog ini ya. Terakhir yang gak kalah ngehitsnya, dan sedang dicari-cari saat ini adalah masker! Kayaknya mama sudah produksi puluhan masker kain pakai bahan seadanya. Teman-teman kantor saya juga banyak yang minat lho, katanya masker saya lucu dan cantik. Banyak yang tanya beli dimana, padahal bikin sendiri.
Nonton bareng
Uniknya "nonton bareng" di keluarga saya, bukan perihal nonton satu tayangan bersama-sama. Tapi nonton tayangan berbeda di tempat yang sama. Hayo siapa yang kayak gini juga? Ngumpul bareng tapi pegang gadget masing-masing. Nah biasanya selepas ngobrol banyak, kami main hp sendiri buat nonton. Saya sama onti punya minat tontonan yang sama, paling gak jauh-jauh dari Koreya. Sedangkan ayah tontonannya wayang kulit di Youtube. Kalau mama nonton video masak, atau nonton tiktok sambil ketawa-ketawa sendiri.
Ngaji bareng
Sudah banyak hiburannya, jangan lupa kembali ke gusti. Saat bulan puasa begini, baiknya kita tambah pahala, muhasabah diri, memperbanyak amalan. Kalau ayah saya sering mengingatkan kita untuk mengaji. Kata ayah, mengaji itu gak harus jadi hafidz/hafidzah kok, cukup diulang-ulang dan dipahami, hafal itu bonusnya. Untungnya keluarga saya gak perlu diobrak-abrik diingatkan untuk ngaji, karena kami sudah mulai membuat target masing-masing, palingan yang susah diajak ngaji ya si adik bungsu.
Adanya wabah Covid-19 ini jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan ya. Jangan salahkan keadaan, tapi pahamilah keadaan. Karena disetiap situasi dan kondisi yang kita jalani, pasti ada seuntai hikmah dibaliknya. Mari banyak-banyak bersyukur, Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT. Bersyukur karena kelebihan dan kekurangan apapun yang telah ditakdirkan Allah untuk kita.
Bulan suci Ramadhan kali ini, di tengah pandemi Corona, mari berdoa bersama-sama untuk seluruh manusia di muka bumi. Mari lindungi keluarga dan lingkungan sekitar kita. Semoga badai cepat berlalu, semoga corona segera pergi selagi Bumi kita memperbaiki diri.
Tidak ada komentar
Posting Komentar