Apakah kalian termasuk pekerja kantoran yang Work From Home semenjak Covid-19 melanda Indonesia? atau malah di rumah saja adalah pekerjaan kalian sehari-hari? Saya bukan termasuk keduanya, karena sampai detik ini saya masih bekerja sesuai jadwal kantor biasanya. Entah kondisi ini harus saya ratapi atau saya syukuri, jelasnya harus disyukuri ya karena ada yang bilang "bisa jadi batu kerikil yang kita genggam saat ini adalah batu berlian yang diinginkan orang lain".
Saya jadi teringat komen teman saya via WA satu bulan lalu "perusahaanmu gak takut ya gi?" yang membuat saya tertampar karena saat itu masih belum heboh pencegahan corona di lingkungan perusahaan. Malah saya dan tim kerja saya yang makin heboh sendiri, kami mulai meracik semprotan disinfektan, bersih-bersih gagang pintu dan setiap sudut fasilitas perusahaan. Benar saja, kira-kira satu minggu setelah itu, perusahan kami sering mengadakan meeting besar antara bos, jajaran direksi dan kepala bagian. Kalian bisa tebak kenapa? Layoff karyawan! Sebenarnya kebijakan seperti ini tergantung dari perusahaan masing-masing ya, karena pastinya mereka sudah menghitung untung dan rugi akibat Covid-19 ini. Ada beberapa yang memberlakukan work from home karena pekerjaan masih bisa diselesaikan by online, ada yang layoff atau pemberhentian sementara beberapa karyawannya, dan paling jeleknya adalah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang tak lain tak bukan pasti memutuskan sumber rejeki orang lain.
Saat ini saya bekerja di sebuah group perusahaan ekspor furniture kayu, perusahaan ini memiliki 3 anak penghasil furniture kayu dan metal yang produknya di ekspor ke Amerika dan Jepang, serta 2 perusahaan di bidang perhotelan. Akibat persebaran penyakit Covid-19 ini, semua perusahaan tersebut terkena imbasnya. Terutama pada perusahaan tempat saya bekerja saat ini, courir ekspor dibatasi dan jumlah container yang bisa masuk ke Amerika dikurangi karena kondisi persebaran virus di Amerika yang semakin parah hingga menyebabkan lockdown internasional. Karena kondisi ekspor terbatas, produksi furniture terpaksa harus dikurangi, karena efek tersebut mau tidak mau perusahaan harus menekan cost hingga 50% dari sebelumnya supaya biaya tetap balance. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi jumlah pembelian, pengurangan jumlah karyawan baik itu layoff maupun cutoff. Bayangkan betapa kalang kabutnya tim produksi disini, sebanyak 40% karyawannya dirumahkan sementara dan kurang lebih 10% di-cutoff. Bahkan tim back office pun merasakan efeknya, mereka diliburkan bergilir pada hari kerja, sedangkan saya masih diambang-ambang keraguan, kalau diliburkan masih ada tuntutan kerjaan, kalau masuk bingung mau ngapain. Hehe
Semenjak protokol pemerintah mengenai pengurangan interaksi sosial diberlakukan, Covid-19 memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan saya sehari - hari, baik itu di lingkungan kerja maupun di rumah. Berikut adalah dampak yang saya rasakan saat Covid-19 mewabah dan hikmah yang bisa kita ambil di tengah pandemi ini.
Bagaimana Covid-19 merubah hidup saya :
- Harus pintar mengatur pengeluaran perusahaan dan pribadi, memilah dan memilih apa saja yang perlu dibeli atau bisa dipending hingga kondisi membaik. Mulai badmood kalau banyak pengeluaran di kantor, padahal kantong sendiri juga harus diperhatiin
- Kerjaan kalang kabut karena beberapa anggota tim dirumahkan sementara. Saya bekerja di bidang maintenance industry, istilah lain maintenance team bisa disebut sebagai dokternya mesin, jika ada laporan kerusakan harus segera diperbaiki. Lalu bagaimana jika mesin yang rusak melebihi sumber daya manusia yang ada? Apakah ada teknik membelah diri untuk human? Hehe
- Saat kerjaan selesai lebih cepat dari batas jam kerja, sering banget ketika mendekati jam pulang, tapi orang-orang di kantor belum pada pulang, jadi harus putar otak ngerjain apapun yang bisa dikerjain
- Siapa disini yang punya planning acara wedding di tengah wabah corona tapi terpaksa harus pending? Saya! Banyak sekali caten yang menunda acara resepsi demi kebaikan bersama, yang penting akad dulu ya guys. Dan siapkan segala kemungkinan yang terjadi, jangan lupa sediakan plan A, plan B dan seterusnya.
- Keadaan lebih sensitif, selalu berpikiran negatif pada setiap orang yang ditemui, karena perasaan was-was berperang dengan virus yang tak kasat mata, padahal sebenarnya pikiran ini bisa kita redam dengan memposisikan diri kita sebagai "pembawa virus" jadi kita akan selalu menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan menjaga etika batuk/bersin supaya orang di sekitar kita tidak tertular
Hikmah di balik Covid-19 :
- Membiasakan diri hidup besih dan sehat
- Lebih sering membuat konten karena ide ikut mengalir
- Belajar masak bareng onti yang sedang WFH di rumah
- Meningkatkan kebersamaan dengan keluarga
- Lebih banyak bersyukur karena keadaan saat ini
Sejauh ini saya masih menikmati perubahan - perubahan yang terjadi, belajar untuk memahami dan mengambil sisi positif di tengah pandemi ini. Saya menjadi lebih mengapresiasi apa yang saya terima, saya miliki, dan saya jalani. Karena di luar sana ada yang ingin seperti saya tapi keadaan memaksa sebaliknya.
Semoga kita semua terhindar dari paparan Covid-19, kondisi perekonomian masyarakat kembali normal, pendidikan dan kesehatan warga negara semakin membaik. Jumlah pasien - pasien positif semakin berkurang, dan pasien sembuh semakin bertambah. Tetap jaga jarak aman ya guys! Corona boleh memisahkan jarak kita, tapi tidak memisahkan silaturahmi kita. Siapkan Ramadhan terbaik tahun ini. Stay safe! Stay Healthy! Stay at home and stay on my blog! ðŸ¤
Tidak ada komentar
Posting Komentar