Pada bulan September hingga November 2017 saya diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BATAN hingga tahap akhir. Meskipun peluang menjadi PNS telah hilang di tengah jalan, namun pengalaman berharga itu akan selalu saya syukuri dan pasti akan berguna suatu saat nanti.
Oleh karena itu, saya akan membagi pengalaman mengenai serangkaian tes yang telah saya ikuti selama kurang lebih 3 bulan tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian yang ingin/sedang mendaftar CPNS di instansi/kementerian/lembaga pemerintah, khususnya Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Pada tahun 2017 lalu, pemerintah sedang gencarnya membuka kesempatan besar bagi putra - putri Indonesia yang ingin mendaftarkan diri sebagai pelayan/abdi negara. Seleksi CPNS tersebut dibagi menjadi 2 tahap, pada periode I terdapat Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Mahkamah Agung (MA) yang dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November. Sedangkan pada periode II terdapat kurang lebih 61 instansi pemerintahan yang dilaksanakan pada September hingga Desember. Setiap peserta diperbolehkan melamar pada kedua periode pendaftaran, bila lolos kedua periode, peserta dipersilahkan memilih salah satu posisi yang paling diinginkan.
Saya sendiri juga mendaftar pada kedua periode, yang pertama saya memilih Kemenkumham sebagai Pemeriksa Paten Pertama, namun saya gagal pada tahap awal Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di Surabaya. Setelah dinyatakan gagal pada periode I, kemudian saya mendaftar CPNS pada periode II dan memilih BATAN yaitu sebagai Peneliti Pertama di Bidang Industri dan Lingkungan (PAIR) melalui jalur Lulusan Terbaik (cumlaude). Kelebihan dari jalur cumlaude ini dapat kita rasakan pada tahap SKD, yaitu peserta dibebaskan dari aturan passing grade di setiap sub tes (TWK 75, TIU 80, TKP 143). Sehingga berapapun total nilai SKD yang keluar, baik itu memenuhi atau tidak memenuhi passing grade, tetap akan diikutkan dalam proses ranking dan dinyatakan lolos apabila termasuk dalam nilai terbaik teratas 3x kuota formasi. Jumlah formasi yang akan diterima pada setiap jalur (cumlaude, reguler, putra/putri daerah, dll) telah dijelaskan pada pengumuman awal pendaftaran.
Proses seleksi CPNS Badan Tenaga Nuklir Nasional 2017 terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Seleksi Administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CAT dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Untuk seleksi administrasi dan SKD CAT kurang lebih hampir sama pada setiap instansi pemerintahan, karena pendaftaran dan tes CAT dilakukan pada laman yang sama. Namun info lebih lanjut dapat dilihat pada laman/website resmi masing-masing instansi, tak jarang peserta juga diminta mendaftar melalui website yang berbeda. Sedangkan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) akan sangat bervariasi sistemnya tergantung pada instansi yang dipilih, pada proses ini seleksi akan diserahkan dan ditangani langsung oleh instansi tujuan peserta. Untuk lebih jelasnya tentang berbagai macam proses seleksi tersebut, simak penjelasan di bawah ini :
Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilaksanakan kurang lebih 1 bulan, dari pendaftaran yang dibuka pada 11 September dan ditutup pada 25 September, hingga pengumuman hasil seleksi administrasi pada 1 Oktober 2017. Pelamar diminta melakukan pendaftaran secara online, dengan membuat akun, mengisi formulir, dan meng-upload berkas persyaratan pada laman resmi https://sscn.bkn.go.id/. Selain itu saya juga diminta untuk mengirimkan berkas hardcopy pada alamat Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jadi asalkan berkas-berkas kalian lengkap, sesuai persyaratan dan valid, InsyaAllah akan berpeluang besar untuk lolos tahap ini.
|
Hasil seleksi administrasi |
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
Setelah lolos administrasi, tahap selanjutnya yaitu SKD atau Seleksi Kompetensi Dasar yang dilakukan menggunakan komputer yaitu Computer Assisted Test, lebih dikenal dengan sebutan CAT. Mudahnya, peserta dapat mengetahui nilai total dari tes SKD tersebut saat itu juga, tepat setelah menekan tombol finish (selesai) pada komputer. Khusus untuk BATAN sendiri, lokasi tes SKD CAT hanya dilakukan di daerah Jakarta, Bandung dan Yogyakarta saja. Pada gambar di atas, saya mendapatkan lokasi tes di Yogyakarta lebih tepatnya adalah Kantor BKN Yogyakarta.
Tes berbasis komputer ini sangat ketat penjagaan dan pengamanannya, baik dari segi keamanan soal dan peserta itu sendiri. Soal CAT yang ditampilkan pada masing-masing peserta akan berbeda dan ditentukan secara acak oleh sistem komputer itu sendiri. Sehingga soal-soal tersebut tidak bisa diprediksi pola dan jenisnya, bahkan mau tanya teman sebelah? jangan harap ada kesempatan deh, karena soal dari setiap nomornya pun berbeda. Kalian ingin membuka contekan? jangan harap juga lho, karena setiap peserta akan diperiksa oleh tim pengamanan berkali-kali mulai dari awal masuk gedung, verifikasi, hingga masuk ke ruangan. Perserta dilarang membawa alat atau benda lainnya, selain KTP dan kartu peserta, bahkan beberapa peserta wanita juga diminta untuk melepas aksesoris seperti kalung, cincin, gelang, karet rambut, dll.
Soal SKD ini berupa pilihan ganda yang terdiri dari 3 sub tes yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Karakter Pribadi (TKP).
Pada sub tes TWK ini akan muncul soal tentang pengetahuan kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD45, dan Sejarah Republik Indonesia. Saya sarankan untuk menghafal sebagian besar UUD45 dan mempelajari sejarah amandemennya, memahami tentang ideologi negara dan dasar Pancasila, serta mempelajari sejarah kerajaan, perang, tokoh/pemimpin dan organisasi-organisasi yang berhubungan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia. Soal-soal TWK ini terbilang cukup susah karena setiap soalnya tidak bisa diprediksi dan materinya pun random. Bahkan untuk jalur umum/reguler, banyak peserta yang tidak lolos karena nilai TWK yang tidak memenuhi passing grade.
Pada sub tes TIU terdiri dari soal matematika sederhana, soal cerita, logika berpikir dan pemahaman informasi dari teks bacaan. Untuk perhitungan matematika dalam sub tes TIU ini terbilang cukup mudah, asalkan sudah terbiasa mengerjakan latihan soal. Sedangkan untuk soal logika berpikir, bagian ini cukup menyita waktu dan menguras pikiran, karena kalian harus memahami soal cerita yang cukup panjang dan saling berkaitan. Ingat!! Disini kalian harus bisa mengumpulkan data dan menentukan pola dari soal cerita. Untuk pemahaman informasi dari teks bacaan, kita akan diberikan sebuah paragraf dan terdapat soal yang berhubungan dengan bacaan tersebut, jawaban dari soal itu bisa tersirat maupun tersurat. Bisa dibayangkan soal-soal ujian bahasa Indonesia di masa sekolah, nah seperti itu. Saya sarankan kalian untuk sering berlatih semua jenis soal CPNS dan memahami trik cepat dalam mengerjakannya. Manfaatkan ebook gratis, internet, YouTube, social media yang menyediakan ruang diskusi soal jawaban, dan lain sebagainya. Because practice makes perfect!!
Pada sub tes TKP ini merupakan soal yang paling mudah di antara sub tes lainnya. Peserta diberikan soal dalam kehidupan sehari-hari atau pekerjaan, kemudian terdapat 5 opsi jawaban yang dapat dipilih. Peserta hanya diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik pribadi masing-masing. Tapi jangan asal menjawab ya, karena jawaban ini digunakan untuk menentukan kualifikasi terbaik dari para Calon PNS. Saran saya, pilihlah jawaban yang menunjukkan sikap paling ideal, dan sesuaikan dengan karakteristik yang diminta. Cara dari saya, lihatlah petunjuk mengenai karakteristik yang sedang dites pada bagian atas soal. Jika soal tersebut tentang kejujuran, maka pilihlah opsi jawaban yang membahas perilaku jujur. Jika soal mengenai prestasi dan kerja keras, maka pilihlah jawaban yang menunjukkan prestasi yang positif dan semangat bekerja.
Total keseluruhan dari tes SKD ini adalah sebanyak 100 soal yang dikerjakan dalam waktu 90 menit. Di akhir soal, peserta diminta mengisi kuisioner, setelah itu layar akan menunjukkan nilai akhir dari tes SKD, bila benar semua nilai sempurnanya yaitu 500. Lalu nilai tersebut di-ranking dan diurutkan 3x alokasi formasi. Pada posisi yang saya tuju, hanya menerima 1 orang dari jalur Cumlaude, sehingga yang diloloskan yaitu 3 posisi teratas.
|
Hasil 3 posisi teratas dari jalur cumlaude |
Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)
Seleksi kompetensi bidang atau SKB dilaksanakan pada 13, 14, dan 15 November 2017 di Gedung PAIR Badan Tenaga Nuklir Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pada pengumuman sebelumnya, diberitahukan persyaratan tes dan barang yang perlu dibawa, seperti memakai atasan putih dan bawahan hitam, berjilbab polos gelap dan sepatu pantofel. Selain itu peserta juga diminta untuk membuat sebuah Makalah yang akan dikumpulkan sebagai kunci masuk saat hari pertama tes. Selama 3 hari seleksi kompetensi bidang terdiri dari beberapa bagian tes, yang nantinya nilai dari setiap bagian tes diakumulasi dan di-ranking kembali. Bagian-bagian tes tersebut yaitu :
Psikotes & Wawancara Psikolog (SKB 1): Hari pertama, tanggal 13 November 2017 dilaksanakan tes psikotes. Sebelum masuk ke ruangan, peserta diminta absen dan mengumpulkan makalah terlebih dahulu. Dalam pelaksanaannya, BATAN bekerja sama dengan lembaga tertentu (maaf saya lupa) untuk melakukan psikotes tersebut. Psikotes dimulai dari pukul 8 pagi hingga pukul 3 sore, terdiri dari Sesi pertama : pengisian biodata, wawancara tertulis (menjawab pertanyaan psikolog) tentang diri sendiri dan BATAN. Sesi kedua : tes ungkapan makna, kemampuan verbal (soal cerita matematika), tes intelegensi umum (persamaan dan/atau lawan kata), tes pengetahuan umum (contohnya - jarak kota Jakarta - Surabaya, lebar uang logam 50 rupiah, kota yang letaknya paling Selatan, dll), tes bangun ruang dan tes hafalan.
Untuk wawancara psikolog, peserta diminta memperkenalkan diri, menjelaskan kegiatan sehari-hari, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai kompetensi bidang. Misalkan : apa itu tanggungjawab? menurutmu perilaku berintegritas itu seperti apa? dan lain-lain. Kebetulan saat wawancara ini saya mendapatkan psikolog yang 'sangat' jutek, jadi pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya bisa dijawab dengan santai, malah jadi semacam ujian sekolah rasa 4D, deg-degannya double, bedanya kalau ujian pakai kertas, yang ini saya harus mendikte jawaban secara spontan dan langsung. Lain halnya dengan teman saya yang mendapatkan psikolog friendly, jadi wawancara mengalir begitu saja, bahkan bisa bercanda dan saling tukar pengalaman. (Nah saya? boro-boro dah mau ketawa harus mikir dulu 😭)
Makalah (SKB 2): Sebenarnya bagian tes ini diberikan waktu pengerjaan selama kurang lebih 2 minggu. Format penulisan makalah pun diatur sedemikian rupa, mulai dari sistematika penulisan, isi dan teknik pengetikan. Makalah ini sebagian besar berisikan tentang BATAN, informasi jabatan (tugas) sesuai formasi, dan tentang diri sendiri : cita-cita, pengalaman penelitian, kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi, serta kompetensi yang dimiliki. Makalah ini dikumpulkan bersamaan dengan pelaksanaan psikotes.
TOEFL (SKB 3): Hari kedua, tanggal 14 November 2017, tes TOEFL ini tidak ada yang berbeda dengan tes biasanya. Terdiri dari 3 bagian tes, yaitu listening, structure, dan reading. Saran saya, coba latihan terlebih dahulu, biasakan telinga kalian mendengarkan bahasa asing terutama inggris. Selain itu, menurut saya posisi duduk saat tes juga mempengaruhi, karena telalu dekat dengan speaker juga tidak bagus, suara akan semakin besar dan memekik di telinga, apalagi yang terlalu jauh dari speaker malah semakin tidak jelas. Sehingga bila kalian dibebaskan memilih, maka pilihlah kursi yang sedang-sedang saja, di daerah pinggir hampir ke tengah, agar pelafalan saat listening semakin mudah didengarkan. Kecuali bila kalian diberikan headset masing-masing ya, apapun itu kuncinya adalah tetap FOKUS!!
Wawancara (SKB 4): Hari ketiga, tanggal 15 November 2017, wawancara dilakukan oleh 2 orang yaitu perwakilan dari setiap formasi atau bidang ahli tertentu dan juga seorang personalia yang mengerti tentang psikologi peserta. Pertama-tama sudah pasti perkenalan diri, kemudian dengan bapak 'bidang ahli' mulai disinggung mengenai skripsi dan cara belajar, rasanya seperti sidang kedua dadakan. Sedangkan dengan bapak personalia, beliau lebih menilai kompetensi kita dalam bekerja, sosialiasi, belajar dan kemampuan menyelesaikan masalah. Ada satu pertanyaan paling unik dari semua pertanyaan wawancara manapun, saya diminta untuk menyebutkan nama teman-teman saya dan tempat tinggalnya sekarang. Namun dari pertanyaan-pertanyaan aneh semacam itu, sebenarnya para psikolog/pihak personalia sedang mencari talent dengan kualifikasi yang mereka inginkan, cuma memang cara mereka yang berbeda-beda.
Tes Kesehatan : Setelah selesai wawancara, saya diminta mengantri pada barisan tertentu, disana telah menunggu seorang ibu-ibu membawa bulpen, buku tes, dan alat ukur tensi/tekanan darah. Ternyata pada akhir seleksi juga dilakukan tes kesehatan kecil, yaitu berupa tensi darah, buta warna, dan pertanyaan-pertanyaan seputar penyakit keturunan, riwayat sakit keluarga dan penyakit yang sering kambuh. Untuk laki-laki akan ditanyakan "apakah pernah merokok?" sedangkan untuk perempuan akan ditanyakan "apakah selalu kambuh sakit bulanan?".
Lalu nilai-nilai dari beberapa bagian tes tersebut diintegrasikan, diambil sesuai dengan bobotnya, kemudian diperoleh nilai total untuk Seleksi Kompetensi Bidang seperti pada gambar di bawah.
|
Hasil akhir Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) |
Hasil integrasi tersebut menunjukkan bahwa saya mengalami penurunan 😅 terutama pada nilai psikotest, mungkin faktor-faktor eksternal seperti hujan dan perjalanan 2 jam untuk pulang-pergi ke lokasi tes menjadi pemicunya ya, atau memang pikiran ini sedang adaptasi dengan lingkungan? Tapi bisa saja Allah sudah mempersiapkan posisi yang sesuai untuk saya di tempat lain, bukankah manusia hanya bisa terus berusaha? soal hasil akhirnya tetap Allah yang berkuasa.
Demikian sharing pengalaman tes CPNS dari saya, semoga tulisan saya dapat menjadi informasi yang berguna untuk para pembaca. Terima kasih.